Wednesday, October 31, 2007
Musikalkah Kita? - Berbagi Pengalaman Musikal dengan Anak
Dalam beberapa kesempatan mengajar [pelatihan, kuliah, bimbingan kelas] hampir selalu saya menyempatkan diri mengajukan pertanyaan inii kepada seluruh partisipan: “Siapa saja di sini yang senang musik..?”. Sejauh mata saya mengamati seluruh kelas dalam waktu kurang dari 5 detik, saya melihat semua orang mengacungkan tangannya. Karena tidak yakin apakah betul semuanya senang musik, saya ajukan pertanyaan kedua: “Siapa di sini yang tidak senang musik...?”. Saya menunggu selama +/- 10 detik dan tidak ada satupun yang mengacungkan jari… tidak pernah.Sebagai pecinta musik, fakta ini sungguh menggembirakan saya: sebagian besar dari kita [kalau tidak bisa dibilang semua] senang musik!Lain halnya saat pertanyaan yang saya ajukan adalah “Siapa di sini yang musikal…?”. Cukup banyak orang yang merasa dirinya tidak musikal: “Wah, Anda belum pernah mendengar saya menyanyi sih. Kacau banget!”; “Ketawa aja fals”; atau “Satu-satunya instrumen musik yang bisa saya mainkan cuma radio, bisa memutar banyak lagu”, begitulah kira-kira jawaban mereka saat ditanya kenapa mereka menganggap dirinya tidak musikal. Bagaimana dengan Anda… Musikalkah Anda?Saya ingin membantu Anda menjawab pertanyaan tersebut dengan mengajukan pengertian dasar mengenai apa itu musikal.Musikal = sensitif dan responsif terhadap rangsang musik.Pengertian ini akan lebih mudah kita pahami dengan melihat bagaimana itu “sensitif dan responsif terhadap rangsang musik” melalui contoh berikut:“Pada bagian awal lagu itu saya mendengar bunyi triangle yang teratur [sensitif], saya merasa riang mendengarnya sampai saya tersenyum sambil mengangkat alis [responsif]”“Permainan kendang mereka berdua luar biasa, sahut menyahut [sensitif], tidak terasa kaki saya ikut bergoyang, kepala saya juga… asik! [responsif]”Saya yakin kita pernah [setidaknya sekali] mengalami kejadian yang mirip dengan contoh di atas. Jika benar keyakinan saya tersebut, maka itu adalah bukti bahwa Anda adalah musikal, di mana musikal adalah bekal utama dalam menikmati musik dan berbagi pengalaman musikal kepada anak-anak. Berbagi pengalaman musikal sebenarnya adalah proses pendidikan musik yang paling sederhana.Namun seringkali kita merasa tidak bisa mengajarkan musik pada anak-anak kita. Alasannya cukup beragam, dari tidak kenal/ paham beberapa istilah musik [aksen, harmoni, tempo, dinamika, timbre, dll.], tidak bisa menampilkan musik [menyanyi maupun bermain instrumen], hingga tidak bisa membaca not balok. Hal-hal tersebut mungkin diperlukan dalam pendidikan musik, SETUJU. Tapi saya juga yakin bahwa tanpa keterampilan dan pengetahuan itu, kita sebagai orang dewasa dapat membedakan antara musik rap dengan keroncong. Pengalaman personal kita dengan musik merupakan bahan dasar ‘kurikulum’ dalam mengajarkan musik pada anak-anak kita.Bagaimana menyampaikannya? Bahasa merupakan alat yang sangat kuat dalam mengajarkan musik kepada anak. Bagilah cerita menyenangkan ketika Anda dulu bermain sambil menyanyikan lagu “Kodok Ngorek”, ketika Anda bersemangat memukul bedug saat malam takbiran, atau bahkan sesederhana mengenalkan mereka lagu favorit Anda kepada anak dan menjelaskan kenapa Anda menyukainya.Juga tidak lupa bergabunglah dalam kegiatan bermusik bersama mereka. Ajak mereka untuk tahu dan juga ikut merasakan kesenangan Anda bermain musik, sebagaimana Anda juga berusaha untuk merasakan kesenangan yang mereka rasakan. Inilah dasar dari pendidikan musik, berbagi rasa dan makna yang kita dapat dari pengalaman dengan musik. Selamat, kita adalah orang-orang yang musikal! :)-p. b. adi-
Posted by valuing music project at 1:36 AM 1 comments
Thursday, October 25, 2007
DENGAN ILMU HIDUP LEBIH MUDAH, DENGAN AGAMA HIDUP LEBIH TERARAH, DENGAN SENI HIDUP LEBIH INDAH
Jumat, 09 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar